Dollar alami penguatan terhadap yen pada Jum’at ini. Adanya langkah maju dalam pembicaraan perdagangan antara Amerika-China membuat para invesor lebih berani untuk ambil resiko lebih besar.
Laporan terbaru yang dirilis oleh Wall Street Journal hari kamis kemarin menyatakan bahwa Menteri Keuangan Amerika Steven Mnuchin telah mempertimbangkan untuk berikan kelonggaran tarif import barang-barang dari China, walaupun kemudian berita tersebut dibantah oleh juru bicara Departemen Keuangan Amerika.
Terhadap yen, dollar alami kenaikan sebesar 0,1 persen menjadi 109,35 dan menjadi kenaikan hari ke-4 berturut-turut. Nilai tersebut alami penurunan dibandingkan level harga tertinggi dua minggu di 109,40 yang terbentuk tadi malam.
Indek nilai tukar dollar .DXY yang mengukur pergerakan mata uang dollar Amerika terhadap enam mata uang utama dunia terlihat bergerak datar di level 96,056. Indek dollar sebelumnya sempat alami kenaikan dan mencapai level harga tertinggi dua minggu di 96,264 pada sesi perdagangan sebelumnya.
Indek dollar sebelumnya pada akhir tahun lalu sempat alami pelemahan akibat sikap Federal Reserve yang sangat berhati-hati dalam mengambil kebijakan kenaikan tingkat suku bunga lebih lanjut. Saat ini indek nilei tukar dollar telah alami pemulihan kurang lebih 1 persen dari level harga terendahnya di level 95,029 dalam lebih dari 2 minggu terakhir.
Terkait pembicaraan perdagangan antara Amerika China, rencananya Wakil Perdana menteri China Liu He akan mengunjungi Amerika Serikat pada 30 dan 31 Januari mendatang. Diharapkan pertemuan tersebut akan dapat mengakhiri kebuntuan perdagangan antara dua ekonomi raksasa dunia tersebut.
Dollar alami penguatan terhadap euro, sementara terhadap sterling hari ini terlihat alami pergerakan stabil setelah alami kenaikan pada sesi perdagangan sebelumnya. Harapan adanya referendum kedua pada keanggotan Inggris di Uni Eropa setelah Perdana Menteri Theresa May alami kekalahan di Parlemen terkait kesepakatan Brexit berikan sentimen positif bagi Sterling.
Pada minggu depan, para analis perkirakan fokus pasar akan bergeser kembali ke zona euro, khususnya terkait dirilisnya data busniness activity periode Januari hari Kamis, termasuk juga data ekonomi Prancis. Saat ini para pelaku pasar sedang encari informasi penting terkait seberapa sehat ekonomi zona-euro.
Sebelumnya pada bulan lalu data Business Activity Prancis alami penurunan dan masuk dalam kondisi kontraksi, data tersebut alami penurunan dari pertumbuhan tercepat dalam lebih dari empat tahun terakhir. Protes kekerasan terhadap pemerintahan Presiden Emmanuel Macron telah membuat aktivias bisnis alami penurunan.
Mata uang euro alami kenaikan kurang dari 0,1 persen menjadi $1,1397.
Terhadap euro, sterling berhasil mempertahankan sebagian besar kenaikannya. Spekulasi terhadap referendum kedua membuat sterling cenderung alami kenaikan.
Sebelumnya May telah lakukan penolakan terhadap referendum kedua, namun dengan kekalahan May di Parlemen berikan harapan bahwa referendum kedua dapat terjadi.
Sterling ditutup turun sebesar 0,1 persen pada 87,82 pence setelah sepat diperdagangkan mendekati level harga puncak dua bulan di 87,60 pada tadi malam.